" Bagaimana yah? Apa hasilnya... Negatif atau positif!?" Pertanyaan itu terus ku lontarkan pada suamiku hampir setiap 5 dtik sekali.
" Sabar....aturanyya kan setelah 5 menit, baru hasilnya akan keluar". Jawabnya setengah menahan kesal.
Dengan manjanya ku renyuhkan hidung dan mulutku seraya tersenyum, kebiasaan jelek yang sudah lama ku lakoni setiap menghadapi suasana tegang. Disebuah ruangan yang berukuran -+ 2m x 2m, sebut saja kamar mandi. di tempat itu aku harus lebih memupuk kesabaran ku, meski hanya tuk melewati waktu 5 menit. menunggu hasil dari sebuah alat yang sudah teramat sering kami pakai setiap kali aku telat menstruasi dan tak ayal kami harus merasa cukup dengan hasil yang mengecewakan.
5 menit akan mengalahkan waktu 6 tahun yang kami lalui.
" Bu....hasilnya......emm...negatif! ", ucapannya setengah-setengah dengan aura wajah yang berseri, seraya menyodorkan alat tespek pada ku yang sudah sekian lama berada dalam genggamannya.
Sepontan dahiku berkerut, untaian pertanyaan silih bergelayut dibenakku. Bagaimana tidak, hasil yang kami harapkan adalah positif. Tapi suamiku malah tampak tenang dengan hasil negatif. Perasaan yang berkecambuk dalam batinku telah menghantarkanku pada suatu keputusan untuk mengambil alat itu. Ku fokuskan mataku pada jumlah garis merah yang dihasilkannya.
" Ayah......",...
Imas Nurmawati, S.Pd.
Ibu Metana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar